Cinta...definisi cinta yang sebenarnya itu apa sih? apa cinta selalu diibaratkan dengan lawan jenis?..sekiranya tidak. jika orang yang berilmu, pasti tidak akan berpikir seperti itu, karena cinta sebenarnya luas, aku pun tau tapi ketika kamu jatuh cinta pada lawan jenis tentunya semuanya berubah...ilmu , logika kemana mereka....
jatuh cinta, hal terwajar yang pasti dialami manusia. aku pun begitu, layaknya wanita normal lainnya.
masalahnya adalah apakah kamu jatuh cinta pada orang yang tepat. Aku bukan orang yang mudah untuk jatuh cinta, ya lebih tepatnya orang yang sangat cuek sama cowok, risih duluan jika ada cowok pedekate, males ngapain ....pgennya langsung serius 1 untuk seumur hidup *pengenya sih :D .
iri sih liat temen temen waktu itu pada punya gandengan...iri banget. tapi kembali lagi aku juga nggak mau dapet sembarang cowok, bukan sombong, iya aku memang bukan cewek yang cantik, ideal, tpi setidaknya aku ingin mencari cowok yang lebih baik dari aku dan aku nyaman. itu saja. simple.
suatu hari, benar - benar sesuatu terpikir aja enggak sih. seorang datang dengan pedenya tanpa basa basi di bialng suka sama aku, aku kagetlah gila aja kenal banget juga belum, suka juga enggak, dan hal yang paling aku pertimbangkan saat itu adalah kita beda iman. ya aku dengan yakinya nggak ada arah serius sama dia. Tapi...pada akhirmya hatiku kalah, ya aku jatuh cinta. salah? pasti. dari awal saja sudah salah. kenapa mau?kenapa suka? dia orang baik dan aku nyaman. itu aja. tetep salah? iya pasti. logikaku entah hilang kemana, waktu itu yang terpikir... aku belum pernah kaya gini, jatuh cinta dengan yakinnya. ini bukan aku. ya tapi kenyataanya aku jatuh cinta. tapi kenapa ya harus sama dia yang berbeda. kenapa ya...???entahlah...pusing :D
berjalannya waktu, ya pastinya kita saling mengenal satu sama lain. baik buruk nya pelan - pelan aku tahu. semakin kesini tentunya perasaan ini semakin kuat, apalagi kita LDR an , waktu itu entah aku percaya aja sama dia, dia niatnya gimana sama aku aku jujur nggak tau, dia mau jahat sama aku aku nggak tau. apa saking polosnya aku, entah... tapi aku percaya. semakin kesini kita banyak sedikit tau kebiasan kebiasan yang mungkin itu buruk. tapi anehnya aku tetap bertahan. *sedikit flashback banyak sahabatku yang menyayangkan aku sama dia pacaran, banyak yang nggak setuju, mereka entah hanya perasaanku saja rasanya mereka semakin menjauh dari aku, disaat - saat seperti itu aku hanya butuh support apalagi ketika aku sama dia lagi ada masalah, rasanya kok aku cuma sendiri,,,tapi ya itu risiko pacaran yang tidak seharusnya :D.*
Dia punya sifat "harus dan jangan dibantah" ya aku mnyimpulkan sendiri :D, awalnya melelahkan juga menghadapi sifatnya itu. Tapi entah kenapa hatiku selalu bilang "fit dia baik, kamu harus sabar, kamu harus bimbing dia" pikiran - pikiran itu selalu datang disaat saat sudah lelah. ya walaupun kadang jatuhnya aku ngemong dia. kenapa? karena hal apapun yang sebenarnya dia salah tp pada akhirnya aku yang ngalah. tapi aku nggak papa, aku nyaman. dan itu udah kaya tugas buat aku untuk selalu ada buat dia saat jatuh saat butuh teman cerita. karena aku merasa dia orang yang polos, orang yang baik banget dan nggak tegaan tpi mungkin hanya pergaulan dan kurang kasih sayang dari keluarga dulu, dia jadi seperti itu. Itu pikiranku sih, entah gimana kenyataanya...sok tau banget yaaa..hahahaha..apapun keluh kesahnya aku suka mendengarkan, ketika keluh kesah itu mulai "jelek" aku pun mncoba tidak menjelek jelekan apa menyalahkan dia, ya mungkin aku sedikit memberi nasihat, jatuhnya dia marah...tapi jika kenyataanya itu salah apa aku harus diam dan selalu membenarkan? bukankah kita sebagai orang yang saling menyayangi harus selalu mengingatkan, mengkritik ketika dia salah...iya nggak sih?
itu yang selalu aku lakukan sama dia, mencoba menuruti jika memang itu baik. aku pun juga bukan manusia yang sempurna, cacatku banyak dan masih harus belajar banyak. aku juga banyak salah banyak berpikiran buruk ketika dia mulai menjauh *lho ini alur ceritanya kemana -_-.haha
selama menjalin hubungan kita sepertinya jarang berdebat tentang agama yang berbeda, tapi hal lain..ya hal itu,,,yang aku tidak suka. :')
dia pernah bilang "aku bukan laki - laki yang baik"...sempat berpikir setelah dia bercerita banyak tentang itu. tapi aku enggak mau mundur satu langkah pun nggak mau...hatiku selalu bilang "kamu harus bimbing dia harus"...pikiran itu selalu terngiang. aku pengen banget bilang ke dia secara langsung kalau "kamu itu orang baik, yang itu yang "jelek" itu bukan kamu". awalnya berat sekali,tapi aku hanya bisa berdoa sampek entah air mata ini keluar berapa banyak. Aku hanya ingin dia menjadi orang yang lebih baik. Aku siap mengulurkan tanganku, mengandeng tangannya, mengajak dia bareng bareng menjadi orang yang lebih baik. *dalam hal ini bukan mengajak dia untuk mengikuti agamaku*
Mungkin jika orang lain yang mengalami ini mereka sudah memilih mundur...kenapa aku enggak? Entahlah.
Semakin kesini keadaan makin buruk, aku selalu berpikir kenapa seolah" aku aja yang berjuang buat hubungan ini. Dia semakin jauh saja, dia semakin nggak perduli apa itu cuma perasaanku..entahlah. ya kerjaanya memang banyak dan melelahkan, aku ngerti dan selalu ngerti dibalik rengekanku aku hanya rindu...
Ketika tiba saatnya aku dihadapkan pada dua pilihan yang memang sulit, pilihan yang membuatku tidak berdaya, berat sekali untuk memilih. Dimana waktu itu aku memilih untuk berpisah . Sedih? Pasti. Pilihan yang sebenarnya sudah ada sejak awal, hanya kita terlalu terlena. Awalanya aku merasa sangat tidak adil diberi pilihan seperti itu. kenapa? aku merasa perjuanganku untuk hubungan ini sia sia,,,menyalahkan dia yang sangat tega memberiku pilihan itu, terpikir apa dia tidak punya perasaan apa dia tahu itu sangat menyakitkan. entahlah apa yang ada diotaknya saat itu, aku tidak mengela dia yang itu. Menangis...ya hanya itu yang bisa aku lakukan...sampai dada ini rasanya sesak sekali. Ya bagaimanapun niat kita memang berpisah baik - baik. Karena apapun itu alasan bagaimanapun pasangan berbeda agama solusinya hanya "mengalah". Aku menerima perpisahan ini, tapi hatiku belum lega. entah banyak hal yang masih menganjal, mungkin ini hanya karena hati ini yang belum siap saja.
bagaimanapun aku tidak menyesal mengenal Dia, dia yang membuatku jatuh cinta lagi setelah lama sekali aku nggak mengenal rasa itu.Aku sangat berterimakasih karena dia sudah mengenalkan aku pada hal hal baru di luar sana, mengajarkan aku gimana harus menunggu dengan sabar, selalu masihati aku dengan pemikirannya yang sangat logis, dan yang pastinya teman cerita *soal cerita mungkin kita baru sama - sama bercerita tentang rahasia kita..hahaha..sok tau terimakasih... ;D
semoga kita tetep menjadi teman baik, tidak segan untuk saling bercerita, menyapa, dan berkeluh kesah...aku siap membantu. dan semoga seperti katamu kita mendapat pasangan yang lebih baik yang sama sama seagama.
Entahlah semoga ketika aku melihatmu bahagia aku sudah siap, dan kamu juga begitu tentunya. karena kita sudah dewasa. Hei Kamu bukan saaatnya main - main jika sudah menemukan pasangan yang baik dan harus jauh lebih baik dari aku segeralah temui orangtuanya ya.... :D
NB: ini hanya sekedar curhatan tidak penting dan tak beralur....lebih dalem versi pertamanya sayang tidak terimpan..buat lagi deh...huft
Mungkin jika orang lain yang mengalami ini mereka sudah memilih mundur...kenapa aku enggak? Entahlah.
Semakin kesini keadaan makin buruk, aku selalu berpikir kenapa seolah" aku aja yang berjuang buat hubungan ini. Dia semakin jauh saja, dia semakin nggak perduli apa itu cuma perasaanku..entahlah. ya kerjaanya memang banyak dan melelahkan, aku ngerti dan selalu ngerti dibalik rengekanku aku hanya rindu...
Ketika tiba saatnya aku dihadapkan pada dua pilihan yang memang sulit, pilihan yang membuatku tidak berdaya, berat sekali untuk memilih. Dimana waktu itu aku memilih untuk berpisah . Sedih? Pasti. Pilihan yang sebenarnya sudah ada sejak awal, hanya kita terlalu terlena. Awalanya aku merasa sangat tidak adil diberi pilihan seperti itu. kenapa? aku merasa perjuanganku untuk hubungan ini sia sia,,,menyalahkan dia yang sangat tega memberiku pilihan itu, terpikir apa dia tidak punya perasaan apa dia tahu itu sangat menyakitkan. entahlah apa yang ada diotaknya saat itu, aku tidak mengela dia yang itu. Menangis...ya hanya itu yang bisa aku lakukan...sampai dada ini rasanya sesak sekali. Ya bagaimanapun niat kita memang berpisah baik - baik. Karena apapun itu alasan bagaimanapun pasangan berbeda agama solusinya hanya "mengalah". Aku menerima perpisahan ini, tapi hatiku belum lega. entah banyak hal yang masih menganjal, mungkin ini hanya karena hati ini yang belum siap saja.
bagaimanapun aku tidak menyesal mengenal Dia, dia yang membuatku jatuh cinta lagi setelah lama sekali aku nggak mengenal rasa itu.Aku sangat berterimakasih karena dia sudah mengenalkan aku pada hal hal baru di luar sana, mengajarkan aku gimana harus menunggu dengan sabar, selalu masihati aku dengan pemikirannya yang sangat logis, dan yang pastinya teman cerita *soal cerita mungkin kita baru sama - sama bercerita tentang rahasia kita..hahaha..sok tau terimakasih... ;D
semoga kita tetep menjadi teman baik, tidak segan untuk saling bercerita, menyapa, dan berkeluh kesah...aku siap membantu. dan semoga seperti katamu kita mendapat pasangan yang lebih baik yang sama sama seagama.
Entahlah semoga ketika aku melihatmu bahagia aku sudah siap, dan kamu juga begitu tentunya. karena kita sudah dewasa. Hei Kamu bukan saaatnya main - main jika sudah menemukan pasangan yang baik dan harus jauh lebih baik dari aku segeralah temui orangtuanya ya.... :D
NB: ini hanya sekedar curhatan tidak penting dan tak beralur....lebih dalem versi pertamanya sayang tidak terimpan..buat lagi deh...huft