I.
Hari, tanggal
Rabu, 10 April
2013
II.
Tujuan
A. Mengidentifikasi
keberadaan kation - kation golongan II B, yaitu As, Sn dan Sb dalam suatu
sampel yang belum diketahui sesuai dengan jenis dan sifat masing-masing.
B. Untuk
mengetahui cara melakukan uji reaksi kation golongan II dengan tepat.
III.
Dasar Teori
Analisa kualitatif
mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang
tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam
metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya
pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk
mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Metode dalam melakukan analisis
kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang
berdasarkan kelarutan.
Regensia golongan yang
dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen
sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Pengujian kelarutan dilakukan
pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat.
Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi
tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6
kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan
untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Golongan II disebut
juga golongan sulfide. Reagensia golongan ini adalah hydrogen sulfide (H2S)
dengan konsentrasi ion sulfide dikontrol dengan mengatur konsentrasi H+ (dalam
suasana asam). Reaksi dalam golongan ini menyebabkan endapan-endapan dengan
berbagai warna. Berikut ini adalah ion-ion golongan II, beserta warna
endapan-endapan yang ditmbulkan.
Kation-kation
golongan kedua menurut tradisi dibagi dua sub- golongan : sub-golongan tembaga
dan sub-golongsn arsenic. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan
sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub-golongan tembaga
tak larut dalam reagensia ini, sulfida dari sub-grup arsenik melarut dengan
membentuk garam tio.
Sub-golongan
arsenik terdiri dari ion arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V),
timah(II) dan timah(IV). Dengan membentuk endapan arsenik(III) sulfida, As2S3
(kuning); arsenik(V) sulfida (kuning); stibium(III) sulfida, Sb2S5
(jingga); stibium(V) sulfida, Sb2S3 (jingga); timah(II)
sulfida, SnS (coklat); dan timah(IV) sulfda, SnS2 (kuning).
Ion-ion
ini mempunyai sifat amfoter yaitu oksidanya membentuk garam baik dengan asam
maupun dengan basa. Jadi, arsenik(III) oksida dapat dilarutkan dalam asam
klorida (6M), dan terbentuk kation arsenik(III). Disamping itu, arsenik(III)
oksida larut dalam natrium hidroksida (2M), pada mana terbentuk ion arsenit.
Melarutnya
sulfida dalam ammonium polisulfida dapat dianggap sebagai pembentukkan
garam-tio dari asam-tio anhidrat. Jadi, melarutnya arsenik(III) sulfida (asam
tio anhidrat mengakibatkan terbentuknya ion-ion ammonium dan tioarsenit
(ammonium tioarsenit adalah suatu garam-tio).
Semua
sulfida dari sub-golongan arsenik larut dalam ammonium sulfida (tak berwarna),
kecuali timah(II) sulfida. Untuk melarutkan yang terakhir ini, diperlukan
ammonium pulisulfida, yang bertindak sebagian sebagai zat pengoksid, sehingga
terbentuk ion tiostanat.
Ion-ion
arsenik(III), stibium(III), dan timah(II), dapat dioksidasikan menjadi ion
arsenik(V), stibium(V), dan timah(IV). Di lain pihak, ketiga ion yang terakhir
ini dapat direduksi oleh zat-zat pereduksi yang sesuai. Besarnya potensial
oksidasi-reduksi dari sistem arsenik(V)-arsenik(III), dan stibium(V)-stibium(III),
bergantung pada pH yang sesuai untuk reaksi tersebut.
IV.
Alat dan Bahan
A.
Alat
1.
Tabung Reaksi
2.
Kompor listrik
3.
Penjepit Tabung
4.
Gelas kimia
5.
Pipet tetes
6.
Rak tabung
7.
Batang pengaduk
8.
Kertas saring
9.
Pipet tetes
10. Pipet
ukur
11. Savety
pipet
B.
Bahan
1.
Larutan SnCl2* jenuh
2.
Larutan HCl pekat
3.
Larutan AgNO3 0,1N
4.
Larutan campuran Mg 1%
5.
Larutan I2 dalam KI
6.
Larutan NaHCO3
7.
Larutan H2SO4 pekat
8.
Butiran Zn
9.
Larutan AgNO3 20%
10. Larutan CuSO4 0,1N
11. Larutan Uranil asetat 0,1M
12. Larutan NaOH 2N
13. Larutan NH4OH 2N
14. Potongan Zn
15. Fe (kawat besi)
16. Larutan KI 5%
17. Larutan Rhodamin B 0,01%
18. Larutan FeCl3 0,1M
19. Larutan asam tartrat 5%
20. Larutan Dimetil Glioksim 1%
21. Larutan HgCl2 0,1N
22. Aquades
C.
Bahan Uji
1.
As3+
2.
As5+
3.
Sn2+
4.
Sb5+
V.
Cara Kerja
A. Siapkan
alat dan bahan yang akan digunakanAmbil tabung reaksi beserta rak tabung
reaksinya.
B. Bilas
tabung reaksi dengan aquades sebanyak 3x.
C. Siapkan
3 tabung reaksi untuk setiap pengujian kation golongan II B / untuk setiap
prosedur , yakni untuk As3+, As5+, Sn2+, Sb5+
.
As3+
1. As3+
dengan Tes Bettendorf
a. Masukkan 3 tetes As3+ kedalam tabung reaksi, kemudian 0,5ml SnCl*
jenuh + HCl pekat 2 ml , panaskan perlahan
b. Amati perubahan
yang terjadi
2. As3+
dengan AgNO3 0,1N
a. Masukkan 2 tetes As3+ + 2 tetes AgNO3 0,1 N
b. Amati perubahan yang terjadi
3. As3+ dengan
Campuran Mg 1%
a. Masukkan 2
tetes As3+ + 2 tetes reagensia
b. Amati
perubahan yang terjadi.
2. As3+
dengan I2 dalam KI
a. Masukkan 2 tetes As3+ + 2 tetes reagen + 2 tetes
b. Amati perubahan yang terjadi
3. As3+ dengan Tes Gutzeit
a. Masukkan 3 tetes As3+ ke dalam tabung reaksi + 2 ml H2SO4
pekat + 2 butir Zn, sumbat longgar dengan kapas Pb Asetat, tutup dengan
kertas saring + AgNO3 20%. Panaskan perlahan.
b. Amati perubahan yang terjadi
4. As3+ dengan CuSO4 0,1N
a. Masukkan 2 tetes As3+
+ 2 tetes CuSO4
0,1N.Kertas saring ditetesi 1 tetes Bi3+ + 1 tetes HNO3 2N + 1 tetes Thio
Urea Thio Carbazide 10%
b. Amati perubahan yang terjadi
5.
As3+ dengan Uranil Asetat 0,1M
a. Masukkan 2 tetes As3+
+ NH4Asetat berlebihan + Uranil Asetat 0,1M
b. Amati perubahan yang terjadi
As5+
1.
As5+
dengan Tes Bettendorf
a. Masukkan 3 tetes As3+ kedalam tabung reaksi, kemudian 0,5ml SnCl*
jenuh + HCl pekat 2 ml , panaskan perlahan
b. Amati perubahan
yang terjadi
2. As5+ dengan AgNO3 0,1N
a. Masukkan 2 tetes As3+ + 2 tetes AgNO3 0,1 N
b. Amati perubahan yang terjadi
3. As5+ dengan
Campuran Mg 1%
a. Masukkan 2
tetes As5+ + 2 tetes campuran Mg 1%
b. Amati
perubahan yang terjadi.
4. As5+
dengan Tes Guitzeit
a. Masukkan 3 tetes As5+ ke dalam tabung reaksi + 2 ml H2SO4
pekat + 2 butir Zn, sumbat longgar dengan kapas Pb Asetat, tutup dengan
kertas saring + AgNO3 20%. Panaskan perlahan.
b. Amati perubahan yang terjadi
1. As5+ dengan Uranil asetat 0,1M
a. Masukkan 2 tetes As3+
+ NH4Asetat berlebihan + Uranil Asetat 0,1M
b. Amati perubahan yang terjadi
2.
As5+
dengan KI 5%
a.
Masukkan 2 tetes As5+ ke dalam
tabung reaksi + 2 tets KI 5% + 5 tetes HCl + 1 ml kloroform. Kemudian kocok.
b. Amati perubahan
yang terjadi
Sn2+
1. Sn2+ dengan NaOH 2N
a. Masukkan 3 tetes Sn2+ ke dalam tabung
reaksi + tetes demi tetes NaOH 2N
b. Amati perubahan
yang terjadi
2. Sn2+ dengan NH4OH 2N
a. Masukkan 3
tetes Sn2+ ke dalam tabung reaksi + tetes demi tetes NH4OH 2N
b. Amati perubahan yang terjadi
3. Sn2+ dengan
potongan Zn
a. Masukkan 3 tetes Sn2+ ke dalam tabung
reaksi + potongan Zn
b. Amati perubahan yang terjadi
4. Sn2+ dengan FeCl3 0,1M + Asam Tartrat 5% + Dimetil
Glioksim 1% + NH4OH 2M
a. Masukkan 2 tetes Sn2+ ke dalam tabung
reaksi + 2 tetes FeCl3 0,1M + 2 tets Asam Tartrat 5% + 2 tets Dimetil Glioksim
1% + 2 tetes NH4OH 2M
b. Amati perubahan yang terjadi
5. Sn2+ dengan HgCl2 0,1N
a. Masukkan 2 tetes
Sn2+ ke dalam tabung reaksi + 2 tetes HgCl2 0,1N, kemudian panaskan.
b. Amati perubahan yang terjadi
Sb5+
1.
Sb5+
dengan Tes Bettendorf
a. Masukkan 3 tetes Sb5+ kedalam tabung
reaksi, kemudian 0,5ml SnCl* jenuh + HCl pekat 2 ml , panaskan perlahan
b. Amati perubahan
yang terjadi
2.
Sb5+
dengan Tes Gutzeit
a. Masukkan 3 tetes Sb5+ ke dalam tabung reaksi + 2 ml H2SO4
pekat + 2 butir Zn, sumbat longgar dengan kapas Pb Asetat, tutup dengan
kertas saring + AgNO3 20%. Panaskan perlahan.
b. Amati perubahan yang terjadi
1.
Sb5+ dengan air aquades
a. Masukkan 3 tetes Sb5+ kedalam tabung reaksi
+ air aquades.
b. Amati perubahan
yang terjadi.
2. Sb5+ dengan NH4OH 2N
a. Masukkan 2 tetes Sb5+
+ tetes demi tetes NH4OH 2N
b. Amati
perubahan yang terjadi.
5. Sb5+ dengan potongan Zn
a.
Masukkan 2 tetes Sb5+ ke dalam tabung reaksi + potongan Zn
b. Amati perubahan yang terjadi
6. Sb5+ dengan Fe (kawat besi)
a. Masukkan 2 tetes Sb5+ + Fe (kawat besi)
b. Amati perubahan yang terjadi
7. Sb5+ dengan KI 5%
a. Masukkan 2 tetes Sb5+ + 2 tetes KI 5%
b. Amati perubahan yang terjadi.
8. Sb5+ dengan Rhodamin B 0,01%
a. Masukkan 2 tetes Sb5+ di plate tetes + 5
tetes Rhodamin B 0,01%
b. Amati perubahan yang terjadi.
I.
Hasil Pengamatan
NO
|
PEREAKSI
|
PENGAMATAN
|
|||
As3+
|
As5+
|
Sn2+
|
Sb5+
|
||
1
|
Tes Bettendorf
|
↓hitam
|
↓hitam
|
-
|
Negative (thd As)
|
2
|
AgNO3 0,1N
|
↓kuning
|
↓coklat
|
-
|
-
|
3
|
Campuran Mg 1%
|
Tak ↓
|
↓putih
|
-
|
-
|
4
|
I2 dalam KI
|
Menjadi jernih
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Tes Gutzeit
|
↓hitam/abu-abu dikertas saring
|
↓hitam/abu-abu dikertas saring
|
-
|
↓coklat dikertas
saring
|
6
|
CuSO4 0,1N
|
Hijau
tanpa endapan
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Uranil Asetat 0,1M
|
Tak ↓
|
↓ kuning
|
-
|
-
|
8
|
Air aquades
|
-
|
-
|
-
|
↓ putih
|
9
|
NaOH 2N
|
-
|
-
|
↓ putih
|
-
|
Larut
|
|||||
10
|
NH4OH 2N
|
-
|
-
|
↓ putih
|
↓ putih
|
Tak larut
|
-
|
||||
11
|
Potongan Zn
|
-
|
-
|
Timah di zink
|
↓ putih
|
12
|
Fe (kawat besi)
|
-
|
-
|
-
|
↓ putih
|
13
|
KI 5%
|
-
|
Violet
|
-
|
Coklat, ada ↓coklat
|
14
|
Rhodamin B 0,01%
|
-
|
-
|
-
|
Pink
|
15
|
FeCl3 0,1M
+As.Tartrat 5% + Dimetil Glioksim 1% + NH4OH 2M
|
-
|
-
|
Merah
|
-
|
16
|
HgCl2 0,1N
|
-
|
-
|
↓ Abu-abu
|
-
|
II.
Pembahasan
Dari
hasil praktikum kali ini diperoleh beberapa hasil yang tidak sesuai dengan
acuan (yang berwarna orange, tidak sesuai dengan acuan).
1. Pada
pengujian As3+ dengan CuSO4
0,1N,yaitu seharusnya terjadi endapan hijau tetapi hasil yang
didapatkan larutan hasil reaksi hanya berwarna hijau tanpa endapan.
2. Pada
pengujian Sb5+ dengan KI 5%, terbentuk warna coklat dengan endapan
cokat yang seharusnya tidak terdapat endapan coklat.
3. Pada
pengujian Sb5+ dengan potongan Zn yaitu seharusnya terbentuk endapan
warna hitam tetapi hasil yang didapatkan adalah endapan putih.
4. Pada
pengujian Sb5+ dengan Fe (kawat besi) seharusnya terbentuk endapan
hitam tetapi hasil yang didapatkan endapan warna putih.
5. Pada
pengujian Sb5+ dengan Rhodamin B 0,01% yang seharusnya berubah dari
merah menjadi biru tetapi dari hasil percobaan berubah menjadi warna pink.
Pada saat mengidentifikasi kation golongan
II B yaitu As, Sn dan Sb pada sampel yang kami identifikasi masih terdapat
sampel yang hasil reaksinya tidak sesuai dengan acuan (menggunakan tinta
merah). Ini bisa terjadi karena mungkin pada saat melakukan identifikasi kami
kurang teliti sehingga pada saat penambahan pereaksi ada yang kekurangan dan
ada juga yang kelebihan, kesalahan metode, konsentrasi reagen terlalu pekat,
sehingga menimbulkan hasil yang tidak diinginkan, dan reagen-reagen yang dibuat
tidak sesuai dengan prosedur sehingga hasilnya tidak tepat.
III.
Kesimpulan
Dari data percobaan kation golongan II B diatas
dapat disimpulkan bahwa terdapat data pengamatan yang tidak sesuai dengan data
acuan, hal tersebut dapat disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut,
ketidaktelitian praktikan, kesalahan metode, konsentrasi reagen terlalu pekat,
sehingga menimbulkan hasil yang tidak diinginkan, dan reagen-reagen yang dibuat
tidak sesuai dengan prosedur sehingga hasilnya tidak tepat. Namun didapatkan
beberapa percobaan yang sesuai dengan acuan/teori sehingga dapat diketahui
sifat setiap bahan yang digunakan.
IV.
Daftar Pustaka
·
SVEHLA G.1985.Vogel Bagian Satu Buku Teks Analisis Anorganik Kulitatif Makro dan Semi
mikro edisi ke lima.Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar