neverland blog

Kamis, 30 Januari 2014

identifikasi kation golongan III A



              I.          Hari, tanggal
Rabu, 17 April 2013
           II.          Tujuan
Dapat mengidentifikasi keberadaan kation - kation golongan III A, yaitu Fe, Al dan Cr dalam suatu sampel yang belum diketahui sesuai dengan jenis dan sifat masing-masing sampel.
        III.          Dasar Teori
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan.
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion.
Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal.
Dalam memasuki reaksi golongan III ini, larutan terlebih dulu didihkan untuk menghilangkan gas H2S. Reagensia pada golongan ini adalah ammonia dan ammonium klorida, atau larutan ammonium sulfide. Penambahan ammonia-amonium klorida, dimaksudkan untuk memciptakan suasana basa . Dalam ammonia-amonium klorida Fe, Al, Cr, dan Mn diendapkan dalam bentuk hidroksida (disebut golongan IIIA), sedangkan logam-logam yang lain dari golongan ini diendapkan dalam bentuk sulfide (disebut golongan IIIB).
Endapan-endapan dengan berbagai warna besi(II) sulfida (hitam), alumunium hidroksida (putih), kromium(III) hidroksida (hijau), mangan(II) sulfida (merah jambu).
Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh regensia golongan untuk golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan, dengan adanya amunium klorida, oleh hidrogen sulfide dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan ammonia. Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida, kecuali alumunium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air. besi, alumunium, dan kromium (sering disertai dengan mangan) juga diendapkan sebagai hidroksia oleh larutan ammonia dengan adanya ammonium klorida, sedang logam-logam lain dari golongan ini tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida.

        IV.          Alat dan Bahan
A.      Alat

1.    Tabung reaksi
2.    Rak tabung reaksi
3.    Pipet tetes
4.    Bunsen
5.    Plat tetes
6.    Kaca arloji
7.    Plat tetes

B.       Bahan
1
Sampel uji Fe2+ dari FeSO4
15
CrO5
2
Sampel uji Al3+ dari Al oksida
16
Difenil karbazida
3
Sampel uji Fe3+ dari FeCl3
18
NH3 2M
4
KCN 0,1 M
19
NH3 pekat
5
K4Fe(CN)6 0,025 M
20
Asam Asetat 0,2 N
6
K4Fe(CN)6 0,033 M
21
H2O2 6%
7
NH4OH 2N
22
H2SO4 1N
8
NH4SCN jenuh
23
Eter / amyl alkohol
9
Dimethil Glioksim 1%
24
Air Br2 jenuh
10
Alizarin jenuh
25
KOH 2M
11
Alizarin-S 0,1%
26
Aquades
12
NaOH 2N
27
Alcohol
13
Fenantrolin 0,1%
28
Kertas saring
14
BaCl2 0,2M




              I.          Cara Kerja, Hasil, dan Pembahasan

A.        Identifikasi Fe2+
No
Pereaksi
Reaksi
Acuan
Hasil
Pembahasan
1
  KCN 0,1M
Tetes demi tetes
Berlebihan reagen
(untuk Fe3+ harus di kamar asam)
Fe2+ + 2CN- → Fe(CN)2

Fe(CN)2↓ + 4CN- → [Fe(CN)6]4-
Coklat
Kekuningan
Reagen KCN habis


 Reagen KCN habis
Larut/kuning muda

2
K4Fe(CN)6 0,025M
2tts bahan + 2tts reagen
Fe2+ + 2K+ + [Fe(CN)6]4- → K2Fe[Fe(CN)6]↓
biru muda
biru muda
Pada atmosfer biasa, terbentuk endapan biru muda
3
K3Fe(CN)6 0,033M
2tts bahan + 2tts reagen
Fe2+ + [Fe(CN)6]3- → Fe3+ + [Fe(CN)6]4-

4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- → Fe4[Fe(CN)6]3
Biru tua
Biru tua
Diperoleh endapan biru tua, mula – mula heksasianoferrat(III) mengoksidasi besi(II) menjadi besi(III) dan ion – ion ini bergabung menjadi endapan yang disebut biru Turnbull
4
NH4SCN jenuh 1% dalam aseton
Di plate tts : 2tts bahan + 1 tts reagen

(-)
Terhadap Fe3+
Tetap merah coklat
Tak diperoleh perwarnaaan dengan garam – garam besi(II) yang murni (peredaan dari ion – ion besi(III)).
5
Dimethil Glioksim 1% dlm etanol
1tts bahan + 1 butir as.tartrat + 1tts reagen + 2tts NH3 2M
Reaksi : Fe2+ + 2C4H8O2N2 → Fe(C4H7O2N2)2 ↓ + 2H+
Merah
Merah
Menimbulkan besi(II) dimetilglioksima merah yang larut dalam amoniakal
6
NH4OH 2N
Tetes demi tetes hingga terbentuk endapan
Berlebihan reagen
Reaksi : Fe2+ + 2NH4OH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2NH4+
putih –hijau kotor
putih –hijau kotor
Tebentuk endapan putih – hijau kotor
Larut
Larut
7
NaOH 2N
Tetes demi tetes hingga terbentuk endapan
Fe2+ + 2OH- → Fe(OH)2

4Fe(OH)2 + 2H2O + O2 → 4Fe(OH)3

2Fe(OH)2 + H2O2 → 2Fe(OH)3
putih –hijau kotor

putih –hijau kotor

End putih besi(II) hidroksida, bila tak terdapat udara sama sekali. Endapan ini tak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi larut dalam asam. Bila terkena udara, besi(II) teroksidasi menghasilkan besi(III) berwarna coklat kemerahan. Pada kondisi biasa, Fe(OH)2 nampak sebagai endapan hujau kotor
Berlebihan reagen
Tak larut
Tak larut

Reagen berlebih + H2O2 6% tts demi tts
Coklat kemerahan
Coklat kemerahan
8
Fenantrolin 0,1%
1tts bahan + 1tts as.asetat 0,2N + 1tts reagen

Merah
Orange kemerahan
Pewarnaan merah yang disebabkan oleh kation kompleks [Fe(C18H8N2)3]2+

B.        Identifikasi Fe3+
No
Pereaksi
Reaksi
Acuan
Hasil
Pembahasan

1
KCN 0,1M
Tetes demi tetes
Berlebihan reagen
(untuk Fe3+ harus di kamar asam)
Fe3+ + 3CN- → Fe(CN)3

Fe(CN)3↓ + 3CN- → [Fe(CN)6]3-

H+ + CN- → HCN↑
Coklat
Kekuningan
 Coklat
Kekuningan
Menghasilkan endapan coklat kemerahan, bila reagen berlebih, melarut menghasilkan larutan kuning. Reaksi ini dilakukan dikamar asam, karena asam bebas yang terdapat dalam larutan besi(III) klorida membentuk gas hidrogen sianida

Larut/kuning muda
Larut/kuning muda

2
K4Fe(CN)6 0,025M
2tts bahan + 2tts reagen
4Fe3+ + [Fe(CN)6]4- →Fe[Fe(CN)6]3
biru tua
biru tua
Diperoleh endapan biru tua,  besi(III) heksasianoferat (biru prusia)

3
K3Fe(CN)6 0,033M
2tts bahan + 2tts reagen
Fe3+ + [Fe(CN)6]3- → Fe[Fe(CN)6]
Coklat

Coklat
Dihasilkan pewarnaaan coklat, oleh pembentukan kompleks yang tak terdisosiasi

4
NH4SCN jenuh 1% dalam aseton
Di plate tts : 2tts bahan + 1 tts reagen
Reaksi : Fe3+ + 3SCN- → Fe(SCN)3
Merah tua
Merah tua
Dalam larutan yang sedikit asam, dihasilkan pewarnaan merah tua (perbedaan dari iod besi(II)) yang disebabkan karena pembentukan suatu kompleks besi(III) tiosianat yang tak berdisosiasi.

5
NH4OH 2N
Tetes demi tetes hingga terbentuk endapan
Berlebihan reagen
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O → Fe(OH)3↓ + 3NH4+
coklat kemerahan
coklat kemerahan
Terbentuk endapan coklat merah seperti gelatin, yang tak larut dalam reagensia berlebihan

Tak larut
Tak larut

6
NaOH 2N
Tetes demi tetes hingga terbentuk endapan
Fe3+ + 2OH- → Fe(OH)3
coklat kemerahan
coklat kemerahan
End coklat kemerahan besi(III) hidroksida, yang tak larut dalam reagensia berlebihan

Tak larut
Tak larut


Berlebihan reagen


C.        Identifikasi Al3+
No
Pereaksi
Reaksi
Acuan
Hasil
Pembahasan
1
NH4OH 2N
Tetes demi tetes hingga terbentuk endapan
Berlebihan reagen
Al3+ + 3NH3 + 3H2O → Al(OH)3↓ + 3NH4+
putih
putih
Menghasilkan endapan putih seperti gelatin yang larut sedikit dalam reagensia berlebih
Sedikit larut
Sedikit larut
2
Alisarin jenuh dlm alkohol.
Kertas saring : jenuhi dgn reagen, keringkan + 1tts bahan, taruh diatas uap NH3 pekat, taruh dikaca arloji + 1tts as.asetat 0,2N
Description: wps_clip_image-30146
violet
kuning

3
Alisarin-S 0,1%
Kertas saring : 1tts bahan + 1tts reagen, taruh diatas NH3 pekat warna menjadi ungu, taruh dikaca arloji + 1ttsas.asetat 0,2N

Merah
Merah
Terbentuk endapan merah dalam larutan amoniakaal yang cukup stabil terhadap asam asetat encer.
4
NaOH 2N
Tetes demi tetes hingga terbentuk endapan

Reaksi : Al3+ + 3OH- → Al(OH)3
Reaksi : Al(OH)3 + OH- → [Al(OH)4-
putih
putih
Menghasilkan endapan putih alumunium hidroksida, endapan melarut dalam reagensia berlebih
larut



                                        II.              Kesimpulan
Dari data percobaan kation golongan III A diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat data pengamatan yang tidak sesuai dengan data acuan, seperti pada saat identifikasi Al3+ dengan Alisarin jenuh dalam alkohol yang seharusnya berwarna merah namun dalm percobaan berwarna kuning. Hal tersebut dapat disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut, ketidaktelitian praktikan, kesalahan metode, konsentrasi reagen terlalu pekat, sehingga menimbulkan hasil yang tidak diinginkan, dan reagen-reagen yang dibuat tidak sesuai dengan prosedur sehingga hasilnya tidak tepat. Namun didapatkan beberapa percobaan yang sesuai dengan acuan/teori sehingga dapat diketahui sifat setiap bahan yang digunakan.

                                     III.              Daftar Pustaka
·      SVEHLA G.1985.Vogel Bagian Satu Buku Teks Analisis Anorganik Kulitatif Makro dan Semi mikro edisi ke lima.Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar